Sejak ditinggalkan Riyad Mahrez, masihkah Leicester City layak dijadikan favorit bagi pecinta judi bola? Pertanyaan ini banyak dipertanyakan oleh bettor SBOBET. Mengingat Mahrez merupakan salah satu pemain pilar tim tersebut. Blog taruhan Liga Inggris SBOBET mencoba mengulasnya.
Banyak yang terhenyak ketika Leicester City berhasil menjuarai Liga Inggris 2016/17. Namun fenomena tersebut hanya berlangsung satu musim saja. Setelah itu, tim ini kembali menjadi tim yang biasa saja dengan menempati papan tengah klasemen.
Di musim 2016/17, Leicester bahkan turun jauh dengan menempati urutan ke-12 klasemen. Sementara musim 2017/18 lalu, tim ini mengalami perbaikan peringkat dengan menduduki urutan ke-9.
Musim ini Leicester tidak lagi diperkuat oleh Riyad Mahrez yang hengkang ke Manchester City. Dijualnya Mahrez di satu sisi memberi dampak keuntungan finansial bagi klub ini. Sebab Mahrez dijual dengan nilai transfer tinggi yaitu mencapai 60 juta pound.
Sebelumnya, Man City telah menawarnya dengan nilai 65 juta pound pada bursa transfer Januari lalu. Namun Leicester meminta harga lebih tinggi yakni 80 juta pound. Barulah deal terjadi pada bursa transfer Liga Inggris musim panas ini dengan angka 60 juta pound.
Perginya pemain tersebut berpengaruh besar terhadap kekuatan Leicester. Sebab Mahrez merupakan salah satu titik sentral Leicester saat hendak melakukan serangan.
Lalu bagaimana dengan kekuatan Leicester di musim 2018/19? Apa yang masih bisa membuatnya menjadi favorit taruhan Liga Inggris?
Kekuatan Leicester 2018/19
Claude Puel memang pelatih berpengalaman. Manajer ini sebelum melatih Leicester sejak musim 2017/18, pernah menangani tim seperti AS Monaco, Lille, Lyon, Nice dan Southampton.
Dengan bekal pengalaman yang dimilikinya itu, diharapkan bisa membuat tim ini setidaknya bertahan. Saat melatih Southampton di musim 2016/17, tim tersebut dibawanya ke urutan 8 klasemen. Hampir sama dengan yang dicapai oleh Leicester dengan menduduki urutan ke-9 pada kompetisi EPL musim lalu. Hasil tersebut paling tidak menunjukkan buah dari pengalaman Puel selama ini.
Di samping itu, untuk mencegahnya berkurangnya kekuatan Leicester pasca ditinggal Mahrez, tim ini sudah merekrut beberapa pemain baru. Yang paling mahal tentu saja adalah James Maddison yang didatangkan dari Norwich dengan nilai 22,5 juta pound. Pemain itu dikontrak selama tahun. DIharapkan gelandang serang berusia 21 tahun ini bisa menjadi pengganti dari Riyad Mahrez.
Tak hanya itu, Leicester juga merekrut pemain lainnya yaitu Ricardo Pereira, Caglar Soyuncu, Filip Benkovic, Rachid Dhezzal, Danny Ward dan Jonny Evans. Total pembelanjaan yang dilakukan Leicester mencapai lebih dari 100 juta pound, hampir dua kali lipat dari nilai transfer Mahrez.
Paling tidak hal ini menunjukkan bahwa Leicester tak ingin kepergian Mahrez berdampak buruk bagi tim ini.
James Maddison khususnya sangat diharapkan bakal mempertajam tim ini. Sebelumnya, pemain itu termasuk salah satu yang terbaik di Championship. Dirinya akan menjadi pemain di belakang Jamie Vardy, sehingga diharapkan striker tersebut bisa lebih tajam.
Peran sebagai gelandang kreatif bagi Maddison amat pas. Sebelumnya dirinya sudah menunjukkan dengan torehan 14 gol serta 8 assist pada musim lalu. Maddison memiliki umpan bola yang akurat, visi permainan yang bagus serta kemampuan menggiring bola dengan baik. Dari kakinya diharapkan aliran serangan Leicester akan bermula.
Kelemahan Leicester
Musim lalu, sisi pertahanan Leicester sangat mudah kebobolan. Tercatat tim ini kebobolan hingga 60 gol. Karena itulah Claude Puel menaruh perhatian besar pada barisan belakangnya.
Rekrutmen pemain seperti Caglar Soyuncu, Filip Benkovic, Ricardo Pereira, Jonny Evans dan kiper Danny Ward merupakan upaya Puel untuk menambal lini belakangnya agar lebih kokoh.
Pemain-pemain tersebut nantinya akan dipercayakan untuk mengisi posisi masing-masing. Seperti misalnya Ricardo Pereira yang akan menempati posisi bek kanan. Sisi tersbeut musim lalu merupakan salah satu yang terlemah. Danny Simpson penampilannya mulai mengalami penurunan dan karena itu Puel siap melapisinya dengan Pereira.
Begitupun dengan Jonny Evans yang sebelumnya memperkuat West Brom. Pengalaman yang dimiliki pemain berusia 30 tahun ini diharapkan bisa berguna untuk memperkuat Leicester.
Evans juga memiliki kualitas kepemimpinan yang baik sehingga diharapkan dirinya bisa ikut mengorganisasi barisanan belakang The Foxes.
Pemain Kunci
Tentu saja Jamie Vardy tetap menjadi andalan di lini depan. Sekalipun usianya tahun ini sudah 31 tahun, tapi penampilan pemain ini tetap luar biasa. Musim lalu dirinya mencetak 23 gol di seluruh kompetisi. Rinciannya, 20 gol dicetaknya di Liga Inggris, 2 gol di Piala FA dan satu gol di EFL Cup.
Sebagai striker utama posisinya memang tak tergantikan. Puel juga memiliki pelapis seperti Kelechi Iheanacho atau pun Shinji Okazaki.
Prediksi Leicester
Rapuhnya pertahanan Leicester paling tidak sudah tergambar dalam pertandingan awal yang mereka lakukan di Liga Inggris. Leicester kalah 2-1 dari tuan rumah Manchester United.
Hasil tersebut paling tidak bisa menjadi gambaran kekuatan Leicester di musim 2018/19. Memang itu baru pertandingan awal. Tapi untuk mengharapkan Leicester bisa menjuarai Liga Inggris akan sangat sulit. Namun setidaknya tim ini diprediksi masih akan bertahan di Liga Inggris. Mungkin dengan menempati urutan papan tengah klasemen seperti yang diraihnya musim lalu, sudah merupakan prestasi bagus bagi tim ini.
●●●
Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita SEPAK BOLA dan informasi pasaran taruhan
Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan