The Reds Liverpool telah mengakhiri penantian panjang selama 30 tahun terakhir untuk meraih gelar juara Liga Inggris. Bukan hanya meraih gelar juara, Liverpool juga sukses memecahkan banyak rekor baru.
Seperti diantaranya menjadi tim dengan gelar juara Premier League Inggris tercepat. Liverpool sudah memastikan gelar juara saat kompetisi masih menyisakan 7 matchday. Bukan hanya itu, Liverpool juga hampir saja melewati rekor 100 poin yang pernah ditorehkan Manchester City di musim 2017/2018 lalu. Wajar jika Liverpool diklaim menjadi salah satu tim terbaik dalam sejarah panjang Premier League Inggris.
Dimana terakhir kali Liverpool juara Premier League Inggris adalah di musim 1989/1990 lalu. Tepatnya sebelum dimulainya era Premier League Inggris.
Liverpool sukses menjadi jawara Premier League Inggris 2019/2020 dengan selisih poin terbesar sepanjang sejarah. Keunggulan itu bukan baru partama kali terjadi di Inggris, namun juga di kompetisi top Eropa lain. Lalu, apa yang membuat skuad besutan Jurgen Klopp begitu perkasa dan dominan sepanjang musim 2019/2020 kemarin?
1. Pondasi Kuat
Seluruh tim yang sangat hebat pasti dibangun di atas sebuah pondasi kokoh dan tak mudah digoyahkan. Inilah yang dimiliki oleh pasukan Jurgen Klopp.
Saat Manchester City menggelontorkan dana sebesar 35 juta Poundsterling untuk memboyong Ederson di posisi penjaga gawang pada tahun 2017. Aksi tersebut langsung mampu menarik perhatian publik sepak bola dunia. Namun selang 1 musim berikutnya, Liverpool memperlihatkan kualitasnya dengan menggelontorkan dana 2 X lipat untuk memboyong penjaga gawang baru, yaitu Alisson Becker dari AS Roma.
Alisson Becker mampu mencatatkan 21 tanpa kebobolan (Clean Sheet) di musim 2018/2019 lalu. Sementara di musim sebelumnya 2019/2020, dia mencatatkan 11 clean sheet. Meski Alisson sempat absen akibat cedera pada awal musim kompetisi.
Di depan posisi penjaga gawang, Alisson Becker, berdiri bek tangguh asal Belanda yaitu Virgil van Dijk. Dia menjelma jadi “raksasa” menakutkan usai bergabung di tahun 2018 lalu dari Southampton. Kualitas Van Dijk memberi umpan begitu penting bagi Liverpool. Terutama untuk mengubah transisi bertahan ke menyerang dalam sekejab. Saat berbicara tentang dasar seorang pemain bertahan, dia pun nyaris sempurna.
Sektor tengah, Liverpool mempunyai sederet gelandang fantastis. Diantaranya Fabinho, Georginio Wijnaldum, dan sang kapten Jordan Henderson. Dimana ada nama James Milner sebagai pelapis. Memberi tekanan tanpa pernah berhenti supaya pihak lawan akan selalu tertekan. Tanpa kerja sama fantastis mereka, serangan Liverpool belum bisa berkembang dengan baik.
2. Tidak Mudah Goyah Mesti Ditinggalkan Pemain Penting
Saat Philippe Coutinho hengkang menuju Barcelona, tahun 2018 lalu. Banyak orang merasa khawatir minimnya kreativitas Liverpool. Akan tetapi, mereka justru berkembang dengan luar biasa. Liverpool mampu menambal kekurangan ketika berhadapan dengan gaya bertahan tim-tim lawan.
Ini juga tidak lepas dari masuknya beberapa pemain muda seperti salah satunya Trent Alexander Arnold. Dia menjelma jadi salah satu bek kanan terbaik di dunia saat ini. Di sektor bek kiri, ada sosok Andy Robertson yang tampil luar biasa. Liverpool memboyong Andy Robertson dengan nilai transfer 8 juta dari Hull City. Kedua pemain mampu memberikan dimensi permainan baru. Dengan kreativitas, penetrasi dan kecepatan luar biasa, kedua pemain adalah pemain penting. Bukan hanya menyerang, kedua pemain juga membuat lini belakang Liverpool sangat tangguh.
Alexander Arnold ada di posisi 2 di bawah bintang Manchester City, Kevin de Bruyne untuk daftar pencetak assist terbanyak Premier League Inggris 2019/2020. Sedangkan Andy Robertson ada di posisi 5.
3. Trisula Tajam
Selain itu, The Reds Liverpool mempunyai trisula sangat menakutkan. Bahkan dapat dikatakan sulit untuk dihentikan oleh tim-tim lawan. Trisula Liverpool adalah Roberto Firmino, Mohamed Salah dan Sadio Mane. Kombinasi mereka memberikan dimensi finishing mematikan dan kecepatan menakutkan. Sadio Mane dan Mohamed Salah merupakan winger impian setiap tim saat ini. Keduanya mampu membuat pergerakan luar biasa dan sangat sulit untuk diprediksi para pemain bertahan tim-tim lawan.
Salah dan Mane total telah sukses menciptakan 30 gol. Namun, sosok yang kerap dianggap “pahlawan tanpa tanda jasa” melengkapi kedua winger tajam adalah Roberto Firmino. Striker Timnas Brazil ini berperan sebagai seorang “False 9”. Dia bekerja dengan begitu keras untuk membuat skema permainan Liverpool di bawah arahan Jurgen Klopp berjalan sempurna.
4. Kapten Tim Fantastis
Pelatih Jurgen Klopp sudah memberikan rasa tanggung jawab besar dalam skuad Liverpool. Tim ini diisi dengan sederet pemain berkarakter hebat. Salah satunya adalah sang kapten, Jordan Henderson. Pemain ini dianggap sebagai “jimat” Liverpool sepanjang musim 2019/2020.
Perlu waktu untuknya agar bisa keluar dari bayang-bayang sang legenda, Steven Gerrard. Dimana mantan kapten Liverpool itu jauh lebih berbakat. Bahkan beberapa situs analis sepak bola meletakan pemain 30 tahun itu ada di posisi 13 saat membandingkan nilai transfer para pemain Liverpool.
Namun, kontribusi yang dihadirkan Jordan Henderson memang begitu berharga. Jarak umpan Henderson memang sudah meluas. Energi tanpa henti dan di atas itu semua, dia tidak akan mentolerir penurunan level standart rekan 1 tim. Jordan Henderson memang sangat menghindari sorotan media. Namun, dia merupakan kapten yang memang layak untuk mengangkat gelar juara Premier League Inggris 2019/2020.
●●●
Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita SEPAK BOLA dan informasi pasaran taruhan
Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan